Sabtu, 12 Februari 2011

Plantera Fruit Paradise: Surga Buah di Jawa Tengah

Sebagian besar dari anda tentu pernah mendengar kata 'Kota Kendal'. Namun maukah anda untuk berwisata di Kendal? Tunggu dulu, pasti anda akan berpikir lagi dan muncul pertanyaan "Ada apa di Kendal?". Ya, itulah pertanyaan yang juga saya lontarkan ketika diajak untuk berwisata ke Kota Kendal.

Siapa sangka ternyata di Kota Kendal terdapat sebuah tempat wisata yang membuat saya ingin kembali lagi di waktu yang tepat. Plantera Fruit Paradise, itulah namanya. Sebuah tempat wisata perkebunan aneka buah. Boleh dibilang, ini adalah 'Mekarsari-nya Jawa Tengah'. Disini anda dapat menemui berbagai macam jenis buah dan anda juga dapat memetiknya langsung untuk dicoba.

Namanya juga Fruit Paradise, tentunya terdapat banyak sekali jenis buah yang dapat anda temui, seperti: durian, kelengkeng, rambutan, buah naga, mangga, semangka, melon, jagung, dan masih banyak lagi. Namun tidak semuanya dapat anda coba. Ada beberapa jenis buah yang hanya ada ada saat-saat tertentu. Tetapi anda tidak perlu khawatir tapi masih ada beberapa jenis buah yang setiap anda berkunjung pasti ada, seperti: kelengkeng, melon, dan semangka.

Untuk mencapai Plantera Fruit Paradise ini, ada dua jalur yang dapat anda lalui. Jika anda dari kota Semarang, cukup mengikuti jalan menuju ke Kendal via Weleri. Susuri jalan raya Weleri-Temanggung itu hingga anda menemukan penunjuk arah ke arah Boja/Curug Sewu/Ngebruk. Belok-lah menuju ke arah Boja tersebut. Dari situ anda masih sekitar 10km lagi hingga ke tempat tujuan.

Untuk anda yang berasal dari daerah Jogja, seperti saya, anda dapat menyusur jalan Jogja-Magelang-Secang hingga pertigaan Secang. Dari situ anda belok ke kiri menuju ke Temanggung. Selanjutnya arahkan kendaraan anda menuju Kedu-Sukajadi-Boja/Weleri. Saat anda sudah memasuki kabupaten Kendal cari penunjuk arah ke arah Boja/Curug Sewu/Ngebruk. Dari situ anda masih sekitar 10km lagi hingga ke Plantera Fruit Paradise.

Untuk dapat menikmati wisata buah di Plantera Fruit Paradise ini cukup murah. Cukup membayar 25ribu rupiah, anda dapat mengitari perkebunan luas tersebut dengan mobil wisata. Bagi anda yang ingin sedikit berhemat, bisa berjalan kaki dengan membayar 10ribu rupiah saja.

Kebetulan saya tergolong yang kurang beruntung saat berkunjung kesana. Pasalnya hanya ada semangka dan jagung saja yang bisa dipanen. Disarankan anda untuk menelpon terlebih dahulu ke pihak Plantera Fruit Paradise, buah apa yang sedang siap panen. Tetapi kekecawaan saya terobati dengan pemandangan hijau daun yang sangat luas. Dengan mobil wisata, saya menyusuri berbagai perkebunan kelengkeng, durian, apel, mangga, buah naga, dan sebagainya hingga saya lupa buah apa saja yang ada.

Decak kagum saya adalah saat kami berhenti di suatu tenda untuk beristirahat sejenak menikmari buah semangka dan jagung. Uniknya, buah semangka di tempat ini kulitnya berwarna kuning dan bentuknya kecil. Persis seperti timun suri. Namun 'kecil-kecil cabe rawit'. Walaupun kecil tapi rasanya mengguncang lidah. Sangat segar di tenggorokan. Belum puas menikmati semangka, jagung bakar dan rebus pesanan kami sudah dihidangkan. Rasa jagungnya pun cukup unik. Tidak terlalu manis namun terasa 'crunchy' saat digigit. Benar-benar pengalaman yang tak terlupakan.

Setengah jam kemudian perjalanan kami lanjutkan. Dan ternyata di Plantera Fruit Paradise ini tidak hanya untuk wisata saja. Tetapi juga bisa untuk acara perkantoran ataupun family gathering karena memiliki pendopo yang cukup besar untuk pertemuan.

3 jam sudah saya di tempat ini. Sungguh rasanya ingin balik lagi untuk mencicipi buah yang lain pada bulan Desember. Katanya sih pada bulan itu paling banyak panen buah.

Bakmi Pak Pele: Cita Rasa Tempo Dulu Bakmi Jawa

Siapa yang tidak mengenal kota Yogyakarta. Kota yang sarat akan nilai budaya Jawa dan tak jarang orang dari luar kota Yogyakarta datang berkunjung untuk menghabiskan akhir pekannya. Jika berkunjung ke kota ini anda harus mencicipi beberapa wisata budaya dan kulinernya. Tentu saja itu sebagai syarat bahwa anda pernah berkunjung ke kota pelajar ini.

Salah satunya yang perlu anda cicipi adalah bakmi jawa. Di Yogyakarta sendiri banyak sekali dapat kita jumpai penjual bakmi Jawa. Kali ini saya akan me-review warung bakmi jawa yang terkenal dan dapat dipastikan ramai pembeli setiap harinya, yakni Warung Bakmi Pak Pele. Dari beberapa sumber, Bakmi Pak Pele ini sudah berdiri sejak tahun 1970-an. Pemiliknya bernama Bpk. Suhardiman. Sekilas tidak ada hubungannya antara nama Suhardiman dengan Pele. Tetapi nama Bakmi Pele tersebut didapat lantaran wajah Pak Suhardiman mirip dengan pemain sepak bola Pele.

Warung Bakmi Pak Pele menyediakan berbagai menu masakan Jawa seperti bakmi goreng, bakmi 'godog' (rebus), nasi goreng, dan magelangan (bakmi dicampur nasi goreng). Alat masak di warung tenda ini masih mempertahankan cara tradisional, yakni menggunakan arang dan anglo (tungku). Cara memasaknya pun juga masih cara tradisional. Satu wajan hanya untuk satu porsi masakan. Jadi jika rombongan anda memesan 5 porsi bakmi goreng, haraplah bersabar karena mereka memasaknya satu-satu (walaupun dalam jenis masakan yang sama). Walaupun begitu, memasak menggunakan anglo sepertinya cukup memberikan kesan tersendiri. Pasalnya, panasnya masakan tetap awet hingga santapan terakhir.

Untuk datang ke Warung Bakmi Pak Pele tidaklah sulit. Jika sedang berada di kawasan Malioboro, anda tinggal menyusuri jalan satu arah Malioboro hingga perempatan Kantor Pos. Lalu menyeberangi jalan menuju Kraton Kasultanan. Warung Bakmi Pele ini berada di sebelah timur Kraton Kasultanan.

Mencicipi Bakmi Pak Pele tidaklah harus merogoh kocek dalam-dalam. Cukup 15ribu rupiah, anda sudah bisa menikmati hangatnya Bakmi Pak Pele ditambah teh manis hangat. Apalagi ditambah pengamen-pengamen atraktif yang menyanyikan lagunya sampai habis pada setiap pelanggan. Dan jangan kaget kalau suara mereka bisa diadu dengan peserta ajang pencari bakat. Bahkan anda bisa 'rikues' lagu kesayangan anda.